Seharusnya bila pemerinta ingin mensupsidi BBM untuk rakyat seharusnya mngenai sasaran dan merata yang benar2 pas pada korbannya baru berhasil, dan diwilayah paling bawah dan pas ditengah2 sengan pembagian berbeda, wilayah bawah 2 di tengah 0,5 ini akan terlaksana dengan baik tanpa ada unsur iri, karena yang paling kurang kebagian dan pas2an kebagian.
Jangan kenaikkan BBM untuk subsidi rakyat ini cuma ada maunya kiranya setelah sukses kembali seperti semula, ini akan menjadikan pemerintahan yang plin plan.
Pada pemerintahan pertama walau ekonomi rakyat yang rendah dan boleh dibilang makan cuma sama garam,namun nilai2 agamanya masih kuat dan perjuangan hidup dilakoni sepasang suami dan istri untuk kesejahteraan keluarga.
Tuna wisma dan pelacuran masih jarang apalagi perceraian serta perselingkuhan bisa dihitung pada kantong2 daearah miskin,banyaknya umat yang sakit pada tingkat ekonomi hingga sering kita lihat bagaimana orang tua yang sudah lanjut usianya dan sakit2an malah ditinggal mancing hanya untuk menghilangkan stress yang dihadapi karena ekonomi yang tidak memungkin untuk dibawa kerumah sakit karena masalah keuangan.
Bagaimana jadinya bila benar2 terjadi kenaikkan BBM ini maka sudah nampak dimata rakyat banyak yang sakitm baik pisik maupun phikis yang ditimbulkan olrh ketidak pastian pada pendapatan dan tingginya biaya untuk hidupm sungguh ironis bila bangsa ini dimata dunia yang kaya akan alam dan lautan yang banyak bersumber nilai2 rupiahnya.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar